Wednesday, May 2, 2012

Submodality dan Representational System

Sebelumnya mari kita bahas dulu tentang indera. Yang pertama adalah penglihatan (visual), fungsinya ya udah pada tahu semua kan. Terus ada pendengaran (auditory), penciuman (olfactory), perasa (gustatory) dan peraba – emosi (kinesthetic). Parameter untuk indera tersebut itulah yang namanya submodality kalau dalam NLP. Yang paling penting adalah visual, auditory dan kinesthetic karena lewat ketiga indera inilah kita paling sering menangkap kejadian atau event dari luar pikiran kita. Bagaimana kejadian-kejadian yang ditangkap oleh indera kita itu dibaca oleh pikiran? Caranya lewat sebuah translator.

Translator untuk pikiran kita itulah yang disebut dengan Representational system. Contoh singkatnya begini. Jika saya mengatakan mobil balap ferarri, apa yang kira-kira muncul di pikiran kita? Warna mobilnya merah terang, suara mesinnya mengaung-ngaung, larinya mak wuzzz… Bagaimana gambaran mobil ferarri terbentuk seperti itu kok tidak mobil yang warnanya pink motif polkadot, suaranya eprett…eprett… karena sebuah pengalaman yang terjadi berulang-ulang masuk ke dalam pikiran kita akan membuat sebuah persepsi. Seperti contoh mobil ferarri tadi, kita mempersepsikan mobil seperti tadi. Jadi ketika kita mengingat sebuah mobil ferarri maka Representational system akan menerjemahkan sebuah gambaran mobil ferarri warna merah dengan suara yang ngaung…ngerr…ngerr… kedalam pikiran kita

Gambarnya seperti ini:

Semua proses berpikir adalah secara itu. Ada kejadianàditangkap inderaà diterjemahkan dengan Representational system à persepsi dalam diri kita.

Sekarang jika kasusnya adalah orang yang sedang mengalami fobia takut guru killer bahasa inggris. Bagaimana orang takut? Karena dia memiliki persepsi yang berbeda terhadap guru bahasa inggris tersebut. Bagaimana caranya agar tidak takut sama guru bahasa inggris? Kita manipulasi aja Representational systemnya. Kita buat Representational system tadi menerjemahkan guru bahasa inggris tadi menjadi manis, seksoi, ngomongnya lembut agar persepsinya berubah. Emang bisa? Bisa, caranya, kita utak atik aja submodality kita. Untuk lebih lengkapnya, baca postingan saya tentang submodality jilid selanjutnya J

No comments:

Post a Comment