Wednesday, May 2, 2012

NLP Logical Level

NLP Logical Level merupakan tahapan-tahapan bagaimana suatu mental dan persepsi terbentuk. Level ini dibuat untuk membantu kita dalam memahami proses berpikir manusia yang menciptakan kondisi mental tertentu.

NLP Logical Level atau biasa disebut juga NLP Logical Level of Change diaplikasikan pertama kali oleh Robert Dilts. Metode ini juga banyak dikembangkan oleh Gregory Bateson, menurutnya proses dari belajar, berubah dan berkomunikasi seseorang bisa dilihat lewat tingkatan dari NLP Logical Level. Seperti apa bentuknya? Mari kita lihat gambar dibawah ini

  1. Level terbawah adalah environtment (lingkungan). Ini merupakan faktor luar yang mempengarui seseorang. Kondisi lingkungan, lokasi tempat tinggal seseorang, kondisi sosial masyarakatnya, keluarga, pendidikan dan pergaulannya
  2. Level kedua adalah behaviour (perilaku). Apa yang seharusnya seseorang lakukan, ini dipengaruhi juga dari lingkungannya. Seseorang yang berperilaku buruk, misalnya suka mencuri sendal bisa jadi dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya
  3. Selanjutnya adalah capability (kecakapan). Ini merupakan kemampuan dari seseorang yang dimiliki atau diperoleh karena kondisi-kondisi level sebelumnya.
  4. Belief. Keyakinan yang sudah tertanam dalam diri seseorang.
  5. Dan yang terakhir adalah identity. “Inilah saya” istilahnya begono

Contoh saja biar kita nggak bingung :

Misalnya saja ada seorang anak bernama John Lenong atau biasa dipanggil Jono. Si Jono ini belajar tinju. Keluarga, teman-teman, pacarnya, bu guru dan pak gurunya mendukung penuh hobi yang dilakukan oleh si Jono – level pertama adalah lingkungan yang mendukung.

Akibatnya si Jono selalu semangat dalam latihan tinju, sehari bisa sampai empat kali padahal makan saja sehari cuma dua kali, maklum anak kost – level kedua, si Jono berperilaku sebagai petinju

Karena itulah si Jono punya kemampuan bertarung tinju yang hebat – capability atau kemampuan Jono sebagai seorang petinju

Dari itu semua si Jono percaya bahwa dia adalah seorang petinju hebat – belief atau value yang sudah tertanam dalam diri Jono

Ketika kita mempertanyakan siapakah Jono? Si Jono akan mengakui bahwa dirinya adalah seorang petinju – identity

Bagaimana dengan kita? Mungkin kita punya sesuatu yang kita takuti, misalkan saja takut liat ular cobra yang segede gaban, ya iyalah (wah, contoh yang ekstrim) – ganti saja, misalnya kita takut lihat badut (fobia badut), bisa kita runut bagaimana kita bisa takut terhadap badut. Mungkin lingkungan kita dulu yang menyebabkan kita takut terhadap badut, waktu kecil pernah lihat penjahat yang menyamar jadi badut dan menculik seorang anak bernama miyami sehingga persepsi yang timbul dalam pikiran kita menyebabkan kita menganggap badut adalah orang jahat dan suka menculik miyami, misalnya saja.


No comments:

Post a Comment